Tips Menyelamatkan diri dan keluarga dari bencana tsunami

Bencana alam seperti Tsunami sulit diprediksi. Ada baiknya dengan adanya peringatan dari BMKG, kita tetap harus waspada. Simak beberapa langkah untuk menyelamatkan diri maupun keluarga dari bahaya Tsunami, seperti yang dikutip dari emergencyzone.org.
Seorang Ibu di Jepang tengah menggendong anaknya menyusuri puing rumahnya yang rata dengan tanah
Seorang Ibu di Jepang tengah menggendong anaknya menyusuri puing rumahnya yang rata dengan tanah
1. Hubungi kantor manajemen keamanan setempat atau Palang Merah. Cari tahu informasi apakah zona tempat Anda tinggal sudah menjadi area rawan tsunami. Ketahui pula tinggi jalan tempat Anda tinggal, permukaan daratan yang lebih tinggi di area Anda, hingga perkiraan jarak antara laut dengan rumah/posisi Anda. Evakuasi akan lebih matang dilaksanakan bila Anda sudah memiliki perhitungan kasar dari hal-hal yang disebutkan sebelumnya.
2. Jika anak sedang berada di sekolahnya, cari tahu rencana evakuasi yang dilakukan pihak sekolah. Apakah Anda diharuskan menjemput anak secara independen atau pihak sekolah mengungsikan seisi sekolah ke lokasi lain. Rute dari sekolah menuju rumah dan sebaliknya bisa jadi terhambat akibat macet ataupun penutupan jalan.
3. Rencanakan rute jalan evakuasi dari rumah, sekolah, tempat kerja atau tempat lainnya yang menjauhi datangnya arus tsunami. Pergilah ke dataran setinggi mungkin. Ketinggian 30 meter di atas permukaan laut dan jarak lebih dari tiga kilometer dari pesisir pantai diperkirakan menjadi jarak aman. Pastikan Anda bisa meraih dataran tinggi tersebut dengan berjalan kaki dalam waktu 15 menit.
4. Pastikan rute yang telah Anda pikirkan tadi bisa dilakukan saat malam hari saat pencahayaan kurang atau cuaca buruk tidak menunjang evakuasi. Dalam keadaan darurat, berpikir jernih sulit dilakukan jadi pastikan rute tadi mudah dilalui tanpa banyak roadblock/hambatan.
5. Bicarakan kondisi tsunami dengan keluarga Anda. Jelaskan jika mereka bisa terpisah kapanpun satu sama lain. Setiap anggota keluarga harus tahu tindakan pertama yang harus dilakukan ketika mereka terpisah, yakni menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu. Dengan adanya pembicaraan dan persiapan, rasa khawatir dan takut bisa diredam. Dalam hal ini, cari tahu panduan menghadapi bahaya banjir sebagai langkah pertama.
6. Persiapkan peralatan pertama untuk menghadapi bencana alam. Pastikan ada air mineral untuk setiap anggota keluarga untuk bertahan setidaknya untuk tiga hari, obat-obatan hingga pelampung perorangan. Dalam keadaan darurat, jangan terlalu memikirkan harta benda, namun fokus terhadap nyawa yang harus diselamatkan. Jika memungkinkan, Anda tetap bisa memasukkan surat berharga di dalam kantong plastik berklep dan lilitkan di balik baju.
7. Jika tsunami telah memasuki zona kota dekat Anda tinggal, otomatis jalan tertutup banyak sampah ataupun tergenang. Bersiaplah menggunakan kaki Anda melalui halangan-halangan yang ada di jalan. Ikuti rute evakuasi yang telah disediakan oleh petugas setempat (jika ada) untuk menghindari genangan air yang ternyata lubang dalam/jurang. Cari tahu apakah petugas pemadam kebakaran setempat telah menyiapkan area evakuasi dan jalan yang dianggap aman dilalui.
8. Ikuti saluran berita portal yang mudah diakses lewat ponsel, jika provider komunikasi telah terputus, Anda harus membawa radio yang mudah dibawa untuk memantau informasi terkini tentang cuaca maupun musibah kompleks yang diakibatkan tsunami seperti kebakaran hingga konsleting listrik.
Apakah komunitas tempat tinggal Anda juga sudah siap dengan langkah pencegahan dan pengungsian? Pastikan selalu Anda tetap terkoneksi dengan manajemen penyelamatan setempat. Bagaimanapun, kolaborasi penyelamatan yang melibatkan banyak orang akan lebih mendukung ketimbang usaha penyelamatan pribadi

Tips Menyelamatkan diri dan keluarga dari bencana tsunami

Tips Menyelamatkan diri dan keluarga dari bencana tsunami ditulis oleh
10/10 based on 10 ratings from 10 reviewers

0 Respon:

Post a Comment

Silahkan berkomentar sesukamu! Mau sopan, jorok karepmu asal di tanggung sendiri! Salam hangat
Yuda Taufiqurrahman
| Jidat Bukan Pahlawan