Ini adalah kejadian lima tahun lalu, saat itu aku baru bekerja disebuah kantor di ibukota sebagai pegawai baru aku datang ke kantor lebih awal. Pada saat ku menunggu lift yang akan mengantarku naik ke lantai atas, ada seorang wanita yang juga akan naik lift, “selamat pagi!” dia menyapaku, aku pun menjawabnya “pagi juga” kemudian dia mengulurkan tangannya “perkenalkan namaku Dia, aku asisten pak andi, kamu are kan? Kujawab dengan anggukan, tangannya begitu halus, warna kulitnya begitu bening, rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai, wajahnya pun cantik. Itu adalah pertemuan pertamaku dengan Dia.
Dia ternyata idola semua lelaki dikantor tersebut, bahkan posisi yang kupegang saat itu ternyata ditinggalkan karena pegawai sebelumnya bermasalah dengan pak andi karena coba-coba mengajak kencan Dia, menurut gosip selain jadi asisten Dia juga “TTM”nya beliau.
Dia yang supel, kadang membuatku kikuk, kadang untuk memperlihatkan bahwa Dia tidak punya hubungan apapun dengan pak Andi, dia sering mengajakku makan siang, dia pilih aku karena dia merasa aku tidak pamrih dalam hubungan pertemanan, begitupula pak Andi selalu merasa aman kalo aku yang menemani Dia. Sampai suatu saat, Dia memiliki masalah dengan pak Andi karena rumah kostnya digrebeg istri bosku itu, hampir 3 hari dia tidak masuk kantor, pak andi memintaku untuk menemui dia dikostnya untuk mengantar amplop berisi uang, saat itu hari sudah sore menjelang malam. Kuketuk pintu kamarnya, pintu terbuka kulihat mata Dia sembab mungkin karena menangis semalaman. “ada apa kemari?” tanya Dia, “aku diminta mengantar ini” sambil kusodorkan amplop berisi uang. Dia menerima amplop sambil mengajakku masuk kerumah, malam itu Dia curhat banyak kepadaku, saat itu pikiranku terbagi dua antara prihatin karena mendengar ceritanya dan birahi karena Dia menggunakan daster begitu transparan sehingga dada dan putingnya yang merah muda terlihat begitu menggemaskan. Tak terasa saat itu sudah jam 23.30, aku pun pamit pulang saat hendak pulang tiba-tiba kurasakan dua tangan melingkari dadaku, “temani aku” bisik dia padaku, aku tidak bisa menjawab sejak dari awal aku tidak bicara, jantungku berdebar keras, kubalik tubuhku, kukecup bibir mungilnya lalu kulumat mulutnya, kurasakan hangatnya bibir Dia, sesekali tangannya memegang penisku yang masih terbalut celana, kuremas bokong Dia, Dia pun sedikit mengerang kulepas mulutku dari bibirnya, kucium lehernya sambil ku dorong badannya menuju sofa tempat tadi bicara sehingga badan Dia berada dibawah badanku, kupindahkan tanganku ke dada Dia, kuremas dada kirinya sedangkan tanganku mencoba membuka daster begitu pula tangan Dia berusaha membuka kemejaku setelah terbuka tampak jelas dua payudara yang putih seakan menantangku, tiba-tiba dia menggigit dadaku, aku yang tidak mau kalah kusedot putting payudara sebelah kanan sedang yang kiri tetap kuremas-remas, Dia pun melenguh, mengerang tanda menikmati apa yang kulakukan terhadapnya, tangan Dia beralih kecelanaku berusaha untuk memegang penisku yang sudah ingin segera kusarangkan pada vaginanya, setelah penisku keluar lalu dia mendorongku untuk berdiri, aku pun berdiri dengan lembut dia menjilati penisku dengan lidahnya lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya, dihisapnya ujung penis dengan tangan tetap mebarik ulur batang penisku, sesekali aku pun mengerang tanda nikmat, tarik ulur mulut Dia pada penisku membuatku ingin segera meledakkan spermaku pada Dia, kuminta Dia melepaskan mulutnya dari penisku lalu kubalikkan badanya hingga terlihat bokongnya yang indah kucoba memasukkan penisku ke lubang vagina dari belakang, ku tarik ulur penisku, Dia pun mendesah dan mengerang tanda menikmati, “are keluarin sekarang!” pinta Dia, lalu kubalikkan badannya lagi hingga sekarang Dia menghadapku, ku cium bibirnya lagi sambil ku masuk kan penisku pada vaginanya, terasa hangat dan basah ku tarik ulur, badan kami pun bergelonjotan tanda mencapai klimaks, spermaku akan segera keluar krn tidak mau berisiko kutarik pelan penisku dari vaginanya, lalu ku arahkan penisku ke badannya, , srot srot srot, cairan putih pun meluncur dengan cepat kearah badan Dia, jam menunjukkan jam 01.00 Dia mengambil handuk untuk aku dan Dia, malam itu kami pun tidur berpelukan tanpa busana, aku terbangun jam 08.00 pagi kulihat Dia sedang menyiapkan kopi tanpa mengenakan busana, penisku yang layu kembali mengeras kudekati Dia dari belakang lalu kudekap, kumasukkan penisku pada lubang analnya, Dia pun mengerang setengah teriak diperbaiki posisinya dengan membuka kakinya lebar, lalu kutarik ulur penisku, Dia pun kembali berteriak nikmat membuatku semakin bernafsu.
Setelah selesai kami pun minum kopi dan sarapan bersama tanpa busana.
Tiba saatnya kami harus mandi, hari ini aku tidak masuk kantor dengan alasan sakit, kamar mandi ditempat kost Dia tidak terlalu besar tapi punya shower, kami pun saling menggosok badan kami dengan sabun, lagi-lagi penisku ga bisa nahan kupeluk Dia lalu aku pun turun dengan tujuan agar bisa mengemut vaginanya, bulu-bulu disekitar vagina terlihat tipis membuat birahi ku bertambah. Lalu kuremas dadanya sambil masih kujilat vaginanya , Dia yang masih bernafsu juga membiarkan aku menggerayangi badannya dengan lidahku, kujilat tubuhnya dari bagian atas ke bawah, perlahan kumasukkan jari tengahku ke vaginanya, Dia sangat menikmati, perlahan keluar cairan pelumas dari vaginanya, lalu kusedot vaginanya, Dia pun berteriak seperti kesetanan, Dia memintaku untuk segera menyelesaikan apa yang kulakukan, sambil terduduk dibawah kumasukkan penisku pada vaginanya, digoyangkan badan Dia sambil berusaha memijat penisku dengan vaginanya, terasa lembut hangat dan basah, “Didalam aja keluarinnya” pinta Dia, aku pun menuruti permintaan Dia, Srooot, tembakan yang panjang mengenai bagian dalam vagina Dia, Dia kembali seperti menggigil sambil memelukku, ahhhh…yesss, teriak Dia. Selesai sudah drama 3 babak kami selesaikan, 3 bulan setelah itu Dia pindah ke luar negeri ke singapore untuk melanjutkan sekolah katanya dibiayai oleh seorang bos di ibukota. AuraBokep.blogspot.com
0 Respon:
Post a Comment
Silahkan berkomentar sesukamu! Mau sopan, jorok karepmu asal di tanggung sendiri! Salam hangat
Yuda Taufiqurrahman | Jidat Bukan Pahlawan